Bertempat di Gedung Galeri Nasional Indonesia di jalan Merdeka Timur pada tanggal 16 Februari silam diresmikan pagelaran “Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun”. Bekerja sama dengan Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency) yang dihadiri oleh segenap personil band God Bless dan Direktur Hendra Lie serta para wartawan undangan maka resmi dibuka pameran mulai 17 Februari hingga 1 Maret 2024 di lahan Gedung A Galeri Nasional Indonesia oleh Ahmad Mahendra dari Indonesian Heritage Agency.
Tim APRO
Dalam pada itu, direktur acara pameran Ezekiel Rangga telah menyiapkan segala dekorasi yang terkait dengan kiprah God Bless mulai data personil, perolehan penghargaan (award) God Bless, peralatan instrument musik yang dipakai, studio, perangkat audio professional yang dipakai dalam pembuatan master God Bless, album karya God Bless, hingga wardrope yang dipakai oleh personil dalam sejumlah ruang.

Personil God Bless
Di ruang ini diberikan sejumlah papan informasi siapa saja yang berkiprah di God Bless mulai awal hingga kini. God Bless didirikan pada tahun 1973 di TIM (Taman Ismail Marzuki) dengan personil Acmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bas), Jockie Suryo Prayogo (kibor), dan Fuad Hassan (drum).
Dalam perjalanannya pasti terjadi pergantian para personil dan sekarang adalah; Acmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bas), Abadi Soesman (kibor), dan Fajar Satritama (drum).
Instrumen Musik
Nah pada ruang Studio, digelar sejumlah instrument musik yang dipakai oleh God Bless. Seperti drum dw yang dipakai Fajar untuk pagelaran dan studio. piano Nieer dipakai oleh Abadi Soesman, mic kondenser Avantone Pro CV-12 yang memiliki diafragma besar, dengan sembilan pola polar yang sering dipakai Acmad Albar. Gitar Ovation Elite 1868 yang dipakai oleh Ian Antono, gitar elektrik Hamer USA Californian 1989 juga dipakai oleh Ian Antono. Instrumen bass buatan lokal juga dipakai oleh Donny guna memajukan indsutri instrumen musik Indonesia, Gitar elektrik Charvel Custom dipakai oleh Eet Sjahranie personil God Bless.
Snare drum dan double pedal yang dipakai oleh drummer awal God Bless Teddy Sujaya. Minimoog Synthesizer Model D yang sering dipakai oleh Abadi Soesman. Perangkat tamtam Octoban yang sering dipakai oleh Yaya Moektio. Amplifier gitar Trace Acoustic TA 1000R sering dipakai oleh Ian Antono, Bass Amplifier Ampeg dan SVT-2 juga dipakai oleh Donny Fattah. Head Cabinet Marshall JCM 900 dan Lead 1960 dipakai juga oleh Ian Antono.

Perangkat Studio
Pada ruang yang di sebelahnya, dipajang sejumlah perangkat yang sering dipakai untuk take rekaman dan show seperti Mixer Harrison 4032C Mixing Console 48 tracks (1980 – Koleksi Rumah Kita Studio). Ada sejumlah perangkat yg pernah dipakai God Bless seperti Recoder Multi Track Studer A-80, Prosesor BBE Sonic Maximizer, Preamplifier Mesa / Boogie Quad Preamp, Efek Pitch Shifter Digitech Smart Shift IPS33, Efek Gitar DOD R66 Series II, Efek Alesis MicroVerb 4, Pre amp Gitar BBE381, Efek Digital Reverb Yamaha Rev500, Tuner Gitar dan Bass Digital Korg DT-1 Pro, Modul Suara Roland D-110, Preamplifier QSA USA 400.
Preamplifier Gitar Marshall 9000, Efek Gitar Roland GP-8, Preamp Mesa / Boogie Tri Axis, mixer back stage Yamaha MG16XU, dan banyak lagi. Dan sekarang di era digital, sebagian perangkat ini sudah dimuseumkan dan diganti dengan perangkat virtual digital VST (Virtual Studio Technology) atau DAW (Digital Audio Workstation).

Wardrope
Di ruang Wardrope dipajang kostum pakaian yang pernah dipakai oleh personal Godbless seperti Eet Sjahranie yang pernah mempesona penonton di hotel Harris Bandung (2014) dengan kostum berwarna cerah. Fajar Satritama pernah mendampingi Deep Purple di Edutorium UMM Solo (2023) dengan kostum T shirt berpola Tribal, sepatu boot hitam dan jean hitam. Ian Antono dengan sepatu boot tantara, kaos tanpa lengan, dan jas panjang berwarna hitam.

Yaya Moektio mengenakan kaos tak berlengan, celana jean, dan sepatu pantofel flat ketika tur Djie Sam Soe di Padang Sidempuan. Teddy Sujaya mengenakan kostum atasan hitam, celana blue jeans, dan sepatu ankle boots untuk foto album Cermin (1980). Donny Fattah mengenakan kemeja berwarna cerah dengan sentuhan
retro, plus bandana dan celana kain cutbray di pagelaran lapangan Pusenif Bandung.
Ahmad Albar mengenakan jaket suede beraksen rumbai, celana kulit dan sepatu ankle boots hitam dalam pagelaran di Ciputra Artpreneur. Abadi Soesman mengenakan busana militer ala Napoleanic dengan blazer militer berwarna hijau, celana hitam, dan sepatu ankle boots di pagelaran video klip Nato.

Award
Ada satu ruang yang berisikan puluhan piagam dan award yang diraih oleh God Bless mulai dari Anugerah Musik Indonesia, Penghargaan Hari Musik Nasional, Anugerah Bakti Musik Indonesia, dan banyak lagi yang memenuhi satu sisi dinding bangunan.
Album
God Bless merilis puluhan album lagu rock dalam bentuk kaset, CD dan Vinyl. Mulai dari album “Huma Di Atas Bukit” (1976), Cermin (1980), Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), The Story of God Bless (1990), The Greatest Hits of God Bless (1992), Apa Kabar (1997), God Bless (2009),
Cermin 7 (2016), dan Anthology (2023). Malah album Vinyl God Bless Cermin 7 diproduk hanya 150 unit guna menjaga kualitas audio yang prima. Bagi yang membawa smartphone dapat menscan kode QR yang tertera di papan info album untuk menyimak lagunya melalui earphone.

Karaoke
Ada ruang karaoke interactive yang dilengkapi dengan satu layar LCD besar. Setiap peserta karaoke akan dimasukkan ke dalam layar, seakan dia anggota God Bless yang tengah bernyanyi membawakan salah satu nomor beken dari album yang dapat dipilih secara interacative.
Badge
Ternyata God Bless masih menyimpan dengan rapih akan kaos kaos dan badge badge yang dijual di setiap pagelaran musik God Bless. Semua ini dipajang di dalam satu ruang Hall of Show.
Dapatkan Majalah Audiopro edisi terbaru, Langsung DOWNLOAD disini – FREE!