Pada hari Minggu 5 Mei silam, tepatnya di jalan Faletehan Blok M (dekat terminal Blok M) digelar event “Jakarta Street Jazz Festival”. Tidak tanggung tanggung dibuka tiga panggung pertunjukkan musik jazz yang dinamakan Panggung Liberty, Panggung Nusantara, dan Panggung Gemilang. Semua tanpa kursi dalam posisi Festival Show, alias semua penonton berdiri. Ketiga panggung ini berada di pinggir jalan Faletehan – itu sebabnya dinamakan Jakarta Street Jazz Festival. Kebetulan jalan Faletehan ini berdomisili perkantoran pemerintah dan swasta, bukan perumahan penduduk – makanya acara ini tidak mengganggu penduduk.
By Tim APRO

Bertaburan Bintang
Kehadiran Jakarta Street Jazz Festival yang gratis tanpa tiket masuk seakan paradox dengan Java Jazz Festival yang dijaga ketat dan wajib membayar tiket masuk. Ini pesta jazz sesungguhnya bagi segala kalangan masyarakat baik yang berkantong tebal maupun tipis.
Acara Jakarta Street Jazz Festival digerakkan oleh Anita yang menjadi pimpinan Liberty Production (EO) dengan sponsor Pertamina. Festival ini diramaikan pula oleh Pagelaran Mobil Classic, Pagelaran Moge, dan puluhan tenda makanan & minuman serta cendra mata.


Pada Panggung Liberty sejak jam 8.30 pagi sudah buka pertunjukan – dengan Music Director Eddy Syakroni bersama penyanyi Chandra Darusman, Andien, Alyssa, Tompi, Amril Sabara, dan Fariz RM. Kemudian dilanjutkan oleh Music Director Devian Zikri bersama penyanyi Emile Praja, Amril Sabara, Yuyun George, Atiek SB, Dwiki Dharmawan, dan Sandhy Sondoro.


Sedang di Panggung Nusantara sejak jam 8.30 Music Director Harry Toledo bersama penyanyi Ermi Kulit, Kemala Ayu, Rika Roeslan, Imaniar dkk, dan Kelapa Muda membuka pagelaran. Berikut di Panggung Gemilang – di sini Music Director Harry Toledo mengiringi Gugun Blues Shelter, Emerlard Bex, Funk Section, Cendy Luntungan feat Jopie Item, dan Barry Likumahua, semua turun manggung.
Jika dilihat dari komposisi pemusik dan penyanyi – semua kelas berat (senior) bukan kelas kaleng kaleng yang baru coba manggung.

Sound System
Kami sempat menyaksikan pagelaran musik di Panggung Liberty menjelang petang. Ketika itu Sandhy Sondoro sedang membawakan nomor favoritnya antara lain “Tak Pernah Padam”, “Malam Biru”. Diiringi oleh Dwiki Dharmawan (keyboard Korg Kronos), Filipus Cahyadi (drum), Mahanain Purba (trumpet), dan Victor Prabowo (bass akustik).


Sound system yang dipakai saat itu, tersusun atas line array JBL Vertec 4888 (tersusun 4 stack), subwoofer JBL SRX 700 (2 unit), Power Amp MacroTech 12 dan mixer Yamaha CL-5.
Sebagai kontraktor sound adalah Gamung dengan chief audio Arief. Dari pemantauan kami – SPL musik dan vokal berimbang. SPL (Sound Pressure Level) disetel tidak terlalu kuat sehingga artikulasi jelas – tidak mengalami saturasi. Gebukan bass drumnya solid dan live, bunyi keyboard yang dimainkan Dwiki Dharmawan tersimak cukup lantang. JBL memiliki keunggulan di nada bass yang selain punchy juga deep. Vokal Sandhy yang serak basah direpro secara akurat oleh JBL.

Berkelanjutan
Menurut Dwiki Dharmawan, pagelaran di jalan Faletehan ini adalah Jakarta Street Jazz Festival yang pertama digelar di Jakarta. Masih sedang direncanakan untuk pagelaran di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan di Kep. Seribu. Tentu saja yang paling sulit adalah mendapatkan jalan raya yang kondisinya cocok bagi festival musik. Semoga dengan adanya pagelaran jazz ini maka warga Jakarta kian menyukai dan mencintai musik Jazz. Musik jazz menjadi musik yang terakses bagi segala lapisan warga Jakarta, baik itu tua muda ataupun kaya dan miskin.
Keep update with Audiopro Indonesia on Instagram

Baca artikel ini dalam format PDF. DOWNLOAD Majalah Audiopro Edisi 71 klik disini.